PKH Dinilai Tingkatkan Kualitas SDM Penerimanya
Korwil PKH Lampung 2 sedang memberikan paparan implementasi PKH di hadapan 90 mahasiswa Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung. |
Untuk kali kedua Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung pada Selasa, 21 Maret 2017 melakukan Kuliah Tamu yguna membedah implementasi Program PKH di Provinsi Lampung. Tema kuliah tamu pada kesempatan ini adalah Telaah Kritis Program Keluarga Harapan (PKH) dilihat dari perspektif pengembangan SDM dan Pengorganisasian Masyarakat.
Peserta kuliah tamu tersebut
berjumlah 90 orang mahasiswa Jurusan Sosiologi Semester VII yang saat ini
sedang mengambil Mata Kuliah Pengembangan SDM dan Pengorganisasian Masyarakat. Sengaja kami memilih PKH, karena
kami dinilai program ini layak menjadi model program Perlindungan Sosial yang
di dalamnya terdapat upaya pengembangan kualitas SDM bagi Keluarga Penerima
Manfaat (KPM), selain adanya pemberian bantuan uang tunai. Kami melihat ada
upaya peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan bagi penerimanya, bahkan
saya dengar ada program Pertemuan Peningkatan Kemapuan Keluarga (P2K2) atau Family Development Session (FDS) yang
akan segera dilaksanakan setiap bulannya sebagai upaya mempercepat perubahan
pola pikir (mainset) dan prilaku KPM.
Ini sangat relevan dan menjadi contoh baik (best
practice) terhadap aplikasi teori yang sedang kami pelajari, pungkas Teuku
Fahmi, M.Krim selaku dosen pengasuh.
Sementara Koordinator PKH
Provinsi Lampung 2 Slamet Riyadi, S.IP,. M.IP sebagai narasumber Kuliah Tamu
tersebut memaparkan bahwa terdapat empat langkah yang dilakukan Kementrian
Sosial RI melalui PKH dalam rangka pengembangan SDM kepesertaan (red: KPM)
yaitu kegiatan Verifikasi Komitmen Fasilitas Didik (Fasdik) dan Fasilitas
Kesehatan (Faskes) setiap triwulan, pemutahiran data KPM, P2K2/FDS serta Komplementaritas
bagi KPM PKH.
Kegiatan Verifikasi Fasdik dan
Faskes merupakan upaya intervensi program guna meningkatkan kehadiran siswa dan
balita pada satuan pendidikan serta Posyandu/puskesmas. FDS/P2K2 merupakan
upaya penanaman nilai-nilai melalui enam modul pembelajaran pokok seperti
pendidikan, kesehatan, ekonomi, perlindungan anak, kesejahteraan lanjut usia
(lansia) dan Layanan Disabilitas Berat. Dengan hal ini diharapkan terjadi
perubahan prilaku dan pola fikir KPM PKH, yang semula abai dengan pendidikan,
kesehatan serta perlindungan anak menjadi tidak abai akan hal tersebut, pungkas
Slamet.
Berdasarkan riset TNP2K Tahun 2015 diketahui bahwa peningkatan partisipasi kasar (enrollment) SD naik sebesar 2,3% dan SMP sebesar 4,4%. Sedangkan dampak kunjungan faskes sebelum melahirkan naik menjadi 7,1%. Hal ini juga selaras dengan capaian verifikasi fasdik dan faskes di beberapa Kabupaten/Kota. Misalkan Kota Metro. Capaian rata-rata verkom fasdik 99,13% dan faskes 98,86%. Hal yang sama juga di Pesawaran. Rata-rata capaian verkom fasdik 99,95% dan faskes 99,95%sejak 2013 - 2017.
Berdasarkan riset TNP2K Tahun 2015 diketahui bahwa peningkatan partisipasi kasar (enrollment) SD naik sebesar 2,3% dan SMP sebesar 4,4%. Sedangkan dampak kunjungan faskes sebelum melahirkan naik menjadi 7,1%. Hal ini juga selaras dengan capaian verifikasi fasdik dan faskes di beberapa Kabupaten/Kota. Misalkan Kota Metro. Capaian rata-rata verkom fasdik 99,13% dan faskes 98,86%. Hal yang sama juga di Pesawaran. Rata-rata capaian verkom fasdik 99,95% dan faskes 99,95%sejak 2013 - 2017.
Lebi lanjut, Alumni Penerima
Beasiswa BGF Unila 2012 tersebut menjelaskan bahwa, untuk mempercepat kemandirian
KPM maka hal yang dilakukan adalah dengan adanya komplementaritas program
perlindungan sosial bagi KPM PKH. Peserta PKH sesuai ketentuan wajib
mendapatkan Beras Sejahtera (Rastra), Program Indonesia Pintar (PIP), Program
Indonesia Sehat (PIS), Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Rumah Tidak Layak Huni
(RTLH) serta beberapa program bansos lainnya. Ini yang dimaksud dengan
komplementaritas. Kebijakan ini di ambil agar saling sinergi dan menimbulkan
daya ungkit yang besar.
Saat ini penerima PKH di Provinsi
Lampung mencapai 220.561 KPM pada 15 Kabupaten/Kota (data tahap 4 tahun 2016),
dengan total bantuan yang telah disalurkan mencapai Rp. 953,3 Milyar sejak
2011 – 2016 yang bersumber dari APBN. Dengan jumlah Tenaga
Pelaksana sebanyak 990 pendamping dan operator pada 15 Kabupaten/Kota, pungkas Slamet.
Fuad Hasyim salah satu peserta
Kuliah Tamu tersebut menyatakan senang dapat mengetahui PKH dengan detail.
Namun hal yang sering kami dengar di lapangan, masih terdapat keluarga yang
layak menerima PKH namun belum tercover PKH. Mustinya ini menjadi catatan
bersama, pungkas Fuad.
Komentar
Posting Komentar